Sejenak meluangkan waktu untuk membuka akun blog saya yang (maaf) sudah terlalu lama ditelantarkan, sebuah kenyataan tragis berkata lain. Lagi-lagi saya tidak bisa kembali larut dalam memoar cerita yang sejak lama ingin diceritakan karena photoshophisticated lebih menarik waktu itu. Sedikit ingin berbagi cerita tentang keberadaan saya, kurang lebih 1 bulan lamanya saya memutuskan untuk berhijrah ke kota Bandung yang melegenda itu. Bukan untuk menetap atau sengaja ber-hedon-hedon di kota kembang itu, namun keinginan hati untuk menimba ilmu pra SNMPTN tertulis (naasnya, saya dinyatakan belum berhasil pada peruntungan SNMPTN jalur undangan) alias ikut bimbingan belajar++ di Sony Sugema College (SSC) Sumur Bandung. Tidak banyak orang tahu mengapa saya (sejujurnya) mengikuti bimbel singkat tersebut. Oke, untuk belajar? Jelas. Hidup mandiri? Nilai seratus. Apalagi?
I started my first hijrah
Cie hijrah! Gaul banget. Nggak lah, hijrah yang saya maksudkan bukanlah hijrah nya Sang Nabi Muhammad SAW yang sangat berkesan bagi kami sebagai umat Muhammad, tapi saya tepatnya lebih ingin memaknai usia 17 yang bagi banyak orang ditanggapi dengan berbeda-beda. Banyak orang menyambut datangnya usia sakral ini dengan pesta yang sangat megah dan menganggap seseorang yang telah ber ‘sweet seventeen’ sebagai orang yang penuh dengan kedewasaan dan kearifan. Atau banyak juga menganggap di usia-usia ini kebebasan yang sesungguhnya dalam hidup saatnya dimulai. Saya lebih memaknai usia 17 tahun saya sebagai awal dari usia ‘kerja keras’dan produktif. TOENG!
17- passed high school out- welcoming college life :)
Di usia tujuh belas tahun ini, saya yang telah dinyatakan lulus dari bangku SMA (yang kata banyak orang sangat mengesankan, but I was definitely NOT), begitu ingin melanjutkan ke sebuah institusi pendidikan yang sangat saya idam-idamkan. Ini berarti perjalanan panjang dalam ‘sekolah’ yang sebenarnya dimulai. Tidak ada lagi kata ‘bercanda’ atau ‘hanya main-main’ dalam belajar. Oke janji!
------->
( Sepertinya Anda-Anda ini bingung mengapa saya terlalu pede dengan usia baru saya ini, 17)
Sebuah kenyataan yang bagi saya ini sangat membanggakan, saya tepat pergi ke Bandung untuk ber’hijrah’ tadi di hari besar saya, 23 April 2011 dan di saat itu saya juga merayakan angka sakral : 17. Tidak ada perayaan satupun, ucapan ulang tahun hanya sekadarnya ( terima kasih untuk teman-teman yang telalu banyak mengucapkan selamat dan doa nya kepada saya) dan sebuah kado yang sangat mengesankan dari Bapak & Ibu, Tia & Lana ( terima kasih banyak! ) sudah cukup menutup rasa kecewaku yang menanggapi usia ini seperti remaja-remaja lainnya.
Banyak cerita yang mengesankan yang terjadi selama satu bulan di Bandoeng, bersama teman- teman, kehidupan di Sunda-politan Bandung tea, dan kenangan-kenangan yang tidak bisa didapatkan di kota manapun (ceilah). Oke tunggu ya untuk cerita lainnya. Hope you wait my story patiently hehe :)

No comments:
Post a Comment