Monday, July 11, 2011

Best Mate ever!


Dalam hidup tentu kita mengenal sosok-sosok sahabat yang datang silih berganti menemani. Masa demi masa yang terlewati pasti menyisakan secuplik kenangan indah mengenai arti sahabat di kala itu. Teman sepermainan tersebut saya yakin telah memberi corak tersendiri di dalam pribadi masing-masing. Mereka percaya atau tidak telah membentuk pola pikir dan tata laku kita, terlebih lagi hal tersebut juga memiliki porsi tersendiri dalam hal pengolah jiwa sosial pribadi tersebut. Beranjak dewasa, saya benar-benar merasa begitu nyaman dengan sahabat yang telah menemani saya dua tahun terakhir ini. Sulistiana Febriawati, just her!



Ya, terlahir menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri, cerdas dan cakap, membuat saya merasa memiliki sahabat, kakak, sekaligus tempat curhat paling long lasting. Ana, sapaan akrabnya dia adalah teman yang sangat easy going. Sifatnya yang fleksibel, bisa diajak gila, (sedikit) bisa diajak serius, kadang bijaksana, kadang kaya anak kecil, warna warni kehidupan di masa SMA terlewati bersamanya. Begitu banyak kejadian manis, konyol, gila, ngangenin, njengkelin, yang terjadi karena pada dasarnya kami memiliki pola pikir atau setidaknya selera yang sama. Masih ingat betapa jengkelnya dia dengan anak sekelas karena ketika kami baru menjadi siswa SMA, saya memanggil dia dengan sebutan Bisul. Dia dengan enjoy menerima panggilan yang terdengar aneh dan nyebelin itu. Eh lama-lama anak sekelas pada ikut manggil Ana dengan sebutan Bisul. Ya udah deh, tidak bisa dihindari. Ana marah-marah dan nge private message via fb anak sekelas, intinya dia nggak terima kalo dipanggil Bisul dan merasa terhina. Semua anak dikata-katain, bilang kasihan sama orang tua nya kek, nggak sopan, kedengaran menjijikan kek, haha. Wah kita semua bungkam tanpa suara. Yang ada kita cekikian di belakangnya, dasar!
 

Ada lagi cerita, dia berani loh menjadi wakil kelas kami dalam lomba menyanyi solo. Setelah kami paksa, karena dia adalah satu-satunya siswa yang dianggap mampu (jasmani dan rohani, mental dan psikis). Akhirnya dia merujuk mau setelah mendapat iming-iming. Parahnya lagi, dia hanya berlatih nyanyi selama on the way Bali – Purworejo  coba. Dengan suaranya yang mirip sekali Gita Gutawa, sok-sok pake falset, dia tampil dengan berbusana baju Pramuka menyanyikan lagunya Chrisye yang didaur ulang oleh Peterpan, apa coba? Kisah cintaku. Bisa dibayangin dong, pose nya Ana yang nggak nguatin itu. Tangan kanan pegang mic, tangan kiri masuk kantong atasan pramuka. Hahaha nomor urut tampil 1 pula. Sumpah lucu banget! Perfecto :) Bukan cuma urusan nyanyi, Ana dan aku juga pinter banget kalo urusan jahil menjahil. Ya, beberapa korban kejahatan kami telah membuktikannya. Si preman nya kelas aja, Arina yang terkenal beraliran cadas, bisa nangis karena tingkah kita berdua. Dan itu terjadi bukan cuma sekali, berulang kali coy. Haha.. maap ya Sob :D
Dia adalah my best partner in crime. Narsis? Bisa. Konyol? Apalagi. Nyebelin? Kita ahlinya. Eh kita juga pernah ke Malaysia barena loh selama satu mingguan, hidup bareng di sana, ngakak bareng, nangis bareng (karena sindiran guru-guru yang melihat perjalanan kita sebelah mata). Ana, Ana, Ana.. ambisi nya menjadi dokter. Suka banget sama guru biologi, sama-sama bernasib belum mujur, berulang kali gagal, temen satu selera yang gayanya classic abis. Temen yang paling loyal, bakul pulsa yang bisa diboongin (nggak juga ding), temen paling setia untuk urusan cuek dengan keadaan, temen yang bisa diajak sengsara, sahabat yang paling dewasa, sahabat yang paling ngangenin ketawanya, guyonannya, gosip-gosipnya. Sering kali kami bertukar pikir tentang masa depan, mulai dari cendekiawan lah, sekolah lah, jodoh lah, dan kebiasaan kami yang sering mengundang kelakar bagi temen-temen sekelas : menyodorkan dua keadaan di masa depan yang harus dipilih satu. Misalnya : ada cendekiawan, nggak begitu kaya, nggak cakep, tapi pinter sama bukan cendekiawan, tapi kaya milih mana? Nah apa nggak keder kita mikir begituan? Hahaha...



Ana, whosoever you’re gonna be
I always pray for our success, today, tomorrow, and forever.
Remember how we passed a very long time journey hardly,
You shaped my soul with your way
Until like I am today.
Thank you for all, I wish for you, all the greatest.

1 comment:

  1. Assalamu'alaikum ww.
    Wehehe:D
    nice story^^

    Btw, makasih, May udah mampir ke wordpress-ku:)

    ReplyDelete