Agenda untuk sekedar melihat homepage facebook barang satu menit memang selalu ada. Lucu sekali. Status-status yang muncul berurutan, isinya kalau bukan masalah cinta, ya masalah sekolah. Empat bulan sudah saya melepas status (bukan lajang!) sebagai pelajar. Rasanya baru kemarin saya dan teman-teman memulai pertemanan di kelas dengan wajah lugu yang masih malu-malu. Dengan perjuangan yang bagi saya, teramat berat dan jargon Aal iz well yang ampuh mengurangi sedikit beban yang harus dipikul, atau memang pribadi saya terlalu cuek dengan keadaan yang bisa dibilang, dalam fase kritis, finally I have done my best. Ah entahlah. Yang penting semua telah berlalu, mulus atau tidaknya biarkan menjadi cerita bagi anak cucu saya. Haha
Sebenarnya ada cerita yang lebih pantas dikisahkan melalu blog ini, daripada mengulang masa lalu yang kelamnya minta ampun. Ini tentang sebait perjalanan teman-teman saya, melukis asa lalu menjadikannya nyata, berbingkai lafadz Alhamdulillah. Ehm, masalah facebook. Tiba-tiba teringat catatan teman saya, Monica Maharani di jaman baheula. Dia menulis catatan tentang jalan 24 anak menuju gerbang College-Life. Lika-liku nya barang tentu pasti ada, termasuk saya.
Dua puluh empat bocah itu memulai mimpinya berawal dari sebuah papan absensi kelas yang dengan bimsalabim diubah menjadi Papan Pengharapan. Ya, di sebelah nama anak disematkan jurusan dan universitas impian yang telah mereka ancang-ancang, mungkin jauh sebelum mereka bersekolah disitu. Papan itu mungkin tidak ada harganya, sangat minimalis. Tapi papan itu kelak akan menjadi sejarah. Di atas papan itu, tertulis universitas dan institusi besar yang menjadi incaran kami dalam melanjutkan ke bangku perkuliahan. Sebut saja, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung :(, Universitas Padjajaran, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Maaf untuk Institut dimana saya bersekolah sekarang, Anda belum beruntung! Hehe. Merujuk pada jurusan yang memang menjadi favorit di kalangan universitas besar tersebut, kami merasa nge fly, membayangkan itu semua menjadi kenyataan. Ya, ke dua puluh empat mimpi besar tersebut.
Sebelas anak menggantungkan asanya melalui Universitas Indonesia. Alia Kedokteran, Arina HI, Dewi Biologi, Dwi Ilmu Komputer, Yoga Teknik Kimia, Anjar Ilmu Komputer, Ika Kedokteran , Monika Tenik Sipil, Wisnu Psikologi, Yanuar Kedokteran Gigi dan Zakki Sistem Informasi.
Lima anak dengan semangat mereka yang terlampau tinggi, memilih Institut Teknologi Bandung menjadi incaran mereka ke depan. Saya yang ngebet di STEI bersama Novian dan Ery, Enggar di FTI dan Arbi yang memang berpotensi masuk ke FSRD. Nice eh?
Universitas Padjajaran menjadi mimpi terbesar bagi Sulistiana atau Ana, untuk memuluskan cita-citanya menjadi dokter.
Universitas Gadjah Mada, menyusul dengan enam orang anak dengan bakat dan potensi nya masing-masing. Intan Teknik kimia, Norma Farmasi, Rekha Kedokteran, Nina Akuntansi, Nuri Arsitektur, dan Titi yang masih bimbang antara kedokteran dan teknik industri.
Sebagai pamungkas, Liya yang mantap menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Good job dear!
Banyak orang menilai kami, terutama saya, terlalu idealis. Saya tidak merasa tersinggung sama sekali dengan tuduhan itu (karena apa yang mereka dakwakan itu benar adanya). Sampai sekarang, hanya idealisme an inilah yang mampu menguatkan saya untuk tidak lembek dan ecek-ecek dalam memilih, because I'm a picky one :). Saya tidak bisa sembarangan dalam menentukan langkah saya ke depan, jadi? Ya saya mantap dengan keputusan saya, die hard mengincar STEI ITB.
17 Mei 2011, 19.00
Kabar baik datang untuk Dwi, Ika, Nina dan Zakki. Dwi diterima di ilmu komputer UI, Ika di FKUI, Zakki di Sistem informasi UI dengan jalur SNMPTN Undangan. Satu lagi, Nina yang mulus menjadi mahasiswa FE UGM dengan jalur Swadana. Dua puluh anak yang lain? Sibuk ber gigit jari hehe.
Selesai dengan SNMPTN tertulis, berita baik datang dari Enggar dan Intan. Keduanya lolos UM UGM program Diploma, masing-masing di FE dan FT. Salut gals!
Pengumuman SNMPTN Tertulis menjadi gong dari perjuangan kita selama ini. Saya yang masih keukeuh dengan STEI ITB (ITB FREAK!!!!!!) dan teman satu perguruan saya, Novian yang juga masih setia dengan mimpi bersekolah di Ganeca, dinyatakan GAGAL. Sedih? sangat. Saya merasa dunia tidak lagi bersahabat dengan saya, saya merasa Tuhan buta karena Dia tidak melihat kerja keras saya menuju gerbang Ganeca yang telah saya impikan sejak kecil. Hanya Alia, Arbi, Arina, Dewi, Yoga, Ery, Anjar, Liya, Monica, Rekha, Titi, Wisnu dan Nunu yang malam itu bisa tertidur pulas sembari tersenyum. Berbahagialah kawan!
Tunggang langgang kami mencari celah di lain universitas. Semua program saya ikuti, kondisi emosional saya sendiri dan orang tua memang menjadikan kami tidak berpikir panjang. Sebenarnya saya lebih memilih untuk tidak sekolah satu tahun sembari mengikuti bimbel lagi, atau mengikuti perintah Oom saya untuk berhijrah ke Jerman, ya setidaknya mengikuti kursus bahasa. Atau mencari sekolah disana? Terdengar aneh untuk seorang Maya. Tapi nyatanya orang tua tidak mendukung. Alasannya: Apa kamu mampu, May??
Setelah berlama-lama dalam penantian panjang nan melelahkan, Alhamdulillah. Saya dinyatakan diterima di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (hampir saja saya menuliskan, Bandung) di pilihan pertama melalui jalur PKM. Saya mendapat satu kursi di jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi. Berita baik lagi. Saya juga dinyatakan diterima di Universitas Padjajaran, Fakultas Hukum. Singkat cerita, saya lebih memilih ITS sebagai jalan hidup saya. Tuhan semakin menunjukkan kuasaNya. Ketika kami tengah berharap-harap cemas dengan nasib teman-teman yang belum mendapat kursi, Norma dan Anna dengan segala puji bagi Allah, diterima di Universitas Negeri Yogyakarta. Norma mendapat kursi di Pendidikan Matematika Internasional dan Ana di Pendidikan Kimia Internasional. Keren! Menyusul lagi, dengan Novian yang secara resmi menjadi mahasiswa Teknik Industri Universitas Katholik Parahyangan yang semakin membuat kami solid memberi dukungan dan motivasi kepada rekan-rekan lainnya. Suri dan Arina memberi kejutan di akhir cerita dengan diterimanya mereka di Universitas Islam Indonesia, masing-masing di Arsitektur dan Akuntansi. Selamat ya Hon!!!
Easily, ini jalan hidup kami sekarang. Tuhan terlalu sayang dengan kita, memberi lika-liku hidup untuk menguji kesabaran dan ketaqwaan kita. Keikhlasan lah yang mengantarkan kita menuju gerbang kehidupan yang akan jauh-jauh lebih terjal untuk dilalui nanti. Proudly announcing, Akselerasi SMAN 1 Purworejo Tahun 2009/2011 in collaboration with God's fate, struggle, and prayer.
- Alia Nur Fikriyani
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Farmasi
- Jurusan : Farmasi
- Andreas Novian Dwi Triastanto
- Universitas : Universitas Katholik Parahyangan
- Fakultas : Teknologi Industri
- Jurusan : Teknik Industri
- Arbi Surya Satria Ridwan
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Teknik
- Jurusan : Teknik Arsitektur
- Arina Luthfi Larasati
- Universitas : Universitas Islam Indonesia
- Fakultas : Ekonomi
- Jurusan : Akuntansi
- Dewi Rakhmawati
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Biologi
- Jurusan : Biologi
- Dwi Teguh Priyantini
- Universitas : Universitas Indonesia
- Fakultas : Ilmu Komputer
- Jurusan : Ilmu Komputer
- Eka Yoga Ramadhan
- Universitas : Universitas Sebelas Maret
- Fakultas : Teknik
- Jurusan : Tenik Kimia
- Enggar Sukma Kinanthi
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
- Jurusan : Akuntansi
- Ery Radiyanti
- Universitas : Universitas Sebelas Maret
- Fakultas : Kedokteran
- Jurusan : Pendidikan Dokter
- Ginanjar Ibnu Solikhin
- Universitas : Universitas Indonesia
- Fakultas : Ilmu Komputer
- Jurusan : Ilmu Komputer
- Ika Aulia Kirana
- Universitas : Universitas Indonesia
- Fakultas : Kedokteran
- Jurusan : Pendidikan Dokter
- Intan Cesaria
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Teknik
- Jurusan : Teknik Sipil
- Liya Desriyana
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Kedokteran
- Jurusan : Ilmu Gizi
- Maya Previana Syafitri
- Universitas : Institut Teknologi Sepuluh November
- Fakultas : Teknologi Informasi
- Jurusan : Sistem Informasi
- Monica Maharani
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Teknik
- Jurusan : Teknik Geodesi
- Norma Eka Widyastuti
- Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta
- Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Jurusan : Pendidikan Matematika Internasional
- Rekha Rahma Hidayah
- Universitas : Universitas Diponegoro
- Fakultas : Kedokteran
- Jurusan : Pendidikan Dokter
- Sakinatun Nisa
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
- Jurusan : Akuntansi
- Sulistiana Febriawati
- Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta
- Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Jurusan : Pendidikan Kimia Internasional
- Suri Nurkholifah
- Universitas : Universitas Islam Indonesia
- Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
- Jurusan : Teknik Arsitektur
- Titi Iswari
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Teknik
- Jurusan : Teknik Industri
- Wisnu Anindyojati
- Universitas : Universitas Gadjah Mada
- Fakultas : Biologi
- Jurusan : Biologi
- Yanuar Hardika Anggraeni
- Universitas : Universitas Jenderal Soedirman
- Fakultas : Pertanian
- Jurusan : Ilmu dan Teknologi Pangan
- Zulfikar Akbar Muzakki
- Universitas : Universitas Indonesia
- Fakultas : Ilmu Komputer
- Jurusan : Sistem Informasi

No comments:
Post a Comment