Inspirator needy.
Saya memang seseorang yang terlalu naif dalam memandang segala sesuatu. Saya terlalu memaksakan untuk bertingkah, beropini, bergaya, bahkan menapak tilasi sosok yang pernah saya jadikan inspirator bagi hidup saya, mulai dari jenjang pendidikan, karier, dll. Mungkin ini adalah sebuah kesalahan, bangga menjadi follower only, yang tidak atau belum bisa mencetak sejarahnya secara orisinil, atau hanya menjadi penikmat sebuah keindahan, tanpa sekalipun menjadi bagian dari keindahan itu sendiri. Inspirator yang saya miliki, bahkan sejak SMP sekalipun, telah mengubah jalan hidup saya. Ehm, lebih tepatnya, mereka telah menghidupkan semangat juang saya dalam mencari dimana passion hidup saya yang sebenarnya.
Tokoh satu ini adalah the most inspiring person whole of my life story. Dia adalah (sebut merek aja ya), Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Ketika meng copy-paste kan namanya dari sebuah sumber, saya merinding. Ya, dia adalah Habibie. Presiden ke-3 Indonesia selama 1,4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin ITB, dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH) – Jerman pada 1955.
Lebih dari perjalanan hidupnya yang panjang, penuh dengan teorema yang sepertinya hanya orang-orang 'sakti' seperti Habibie saja yang memilikinya, Habibie dengan tulisannya mampu membius saya tentang definisi cinta, hidup dan semangat nasionalisme di atas level kewajaran. Melalui buku-bukunya yang tidak pernah saya lewatkan, bahasa nya jauh lebih mudah saya terima dan itu berfilosofi. Santun, romantis, dan blak blakan. Ya, Habibie menebarkan virus-virus cinta. Kepatutannya sebagai makhluk yang selalu hidup dengan nilai-nilai kesyukuran, membuatnya dekat dengan Tuhan. Islami, cerdas, santun dan berjiwa pemimpin, lengkap sekali. Sebutan cendekiawan menjadikannya kian lekat dengan kecintaannya pada Indonesia yang tidak sekalipun membutakan makna solider dan berbagi, interaksi yang harmonis dengan bangsa lainnya, melalui sains dan teknologi. Sinaran perdamaian yang muncul bersama auranya yang tenang dan melegakan, membuat saya kian terpukau, melebihi sebegitu tertariknya pria-pria ganteng yang tersebar di muka bumi. Hehe. Sebagai teknokrat sejati, bapak Teknologi dan Demokrasi, Habibie memiliki aspek yang saya ingin napak tilasi. Mulai dari jenjang perkuliahan, master, doktoral, suatu saat nanti, Jerman insya Allah :) Semoga mimpi yang semakin menjerat ini, perlahan membuahkan sebuah definisi : nyata. Amin
Alhamdulillah sekali, terima kasih untuk Tante Intan yang juga sedang berada di Aachen sana atas janjinya memberi sebuah buku lengkap dengan tandatangan Habibie. It will so-so-so meaningful. Haha :)





Ow... ada namaku disebuut.... merinding euy masuk blog keren... :-) thanks ya may...
ReplyDeletePas dipamerin, si om protes niih... aku kok g sebut.. khan aku yg motoin... hihi...
Hehe oke, koreksi. Makasih juga buat om ndot yang udah moto-moto PH, yang sekarang lagi kegirangan atas kerja kerasnya jadi bamboo-er sejati hehe. Cepetan pulang om, ajak aku ke OBI ya :D
ReplyDelete